Teknik ini biasanya digunakan untuk kebutuhan bandwith menengah kebawah, kita bisa memanfaatkan jaringan internet yang ada dan komputer lokal untuk dijadikan server online.
Pada saat diakses dari internet,
misal client memiliki IP Public 2.2.2.2, aliran trafficnya akan seperti berikut
:
Dari aliran data diatas, ketika Server diakses dari internet data bisa dikirim dengan baik oleh router.
Tetapi lain hal, jika diakses dari jaringan Lokal, misal client memiliki IP Address 192.168.88.2, maka aliran data akan menjadi seperti berikut :
Yang terjadi adalah server langsung mengirim traffic respon langsung ke client tanpa melewati router, karena source address ada dan dikenali di jaringan Server (masih dalam 1 segmen IP). Traffic respon yang dikirim dari server akan ditolak oleh client, karena sebelumnya client me-request ke router mikrotik terlebih dahulu, bukan langsung ke Server. Client hanya mau menerima respon dari ip yang sebelumnya dituju, yakni 202.123.123.123. Nah solusinya adalah dengan menambahkan Rule NAT untuk traffic dari Lokal menuju Server.
Rule NAT diatas akan mengubah source ip address yang sebelumnya adalah ip komputer
client, digantikan dengan ip router Mikrotik ketika data diteruskan dari router
Mikrotik ke server. Maka server akan mengirimkan data respon ke router Mikrotik,
bukan langsung ke komputer clinet. Dengan rule nat baru tersebut, maka aliran
data akan menjadi seperti berikut :
Dengan begitu, client dari jaringan lokal bisa mengakses ke Server dengan IP Public yang terpasang di router Mikrotik. Konfigurasi diatas disebut dengan Hairpin NAT.
0 komentar:
Posting Komentar